FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-59 BULAN DI KOTA TANGERANG TAHUN 2021

Angka severe malnutrition di Kota Tangerang sebesar 4,84% (17 balita) lebih tinggi dibandingkan angka Provinsi Banten sebesar 4,58% (12 balita). Berdasarkan hasil pengamatan petugas posyandu melalui KPSP terdapat 7 balita (11,11%) mengalami penyimpangan perkembangan dan pertumbuhan dari 63 balita yang mengalami gizi buruk. Balita tersebut diantaranya mengalami susp. Hydrocephalus, susp epilepsi dan kelainan tumbuh kembang. Sehingga tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di Kota Tangerang Tahun 2021. Desain penelitian yaitu case control dengan besar sampel 124 balita usia 6-59 bulan. Teknik pengambilan sampel terdiri dari kelompok kasus (total sampling) dan kelompok kontrol (purposive sampling) dengan menggunakan uji chi-square. Data sekunder yaitu laporan kohort gizi balita tahun 2021. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan November 2021 � Februari 2022. Hasil univariat menunjukkan proporsi tertinggi yaitu tidak memilki riwayat ASI eksklusif pada balita usia 6-59 bulan sebanyak 65 balita (52,42%), laki-laki pada balita usia 6-59 bulan sebanyak 65 balita (52,42%), tidak ada penyakit infeksi pada balita usia 6-59 bulan sebanyak 100 balita (80,65%), dan tidak adanya keberadaan keluarga merokok pada balita usia 6-59 bulan sebanyak 66 balita (53,23%). Hasil bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara riwayat ASI eksklusif (OR=4,77, CI 95% (2,23-10,20)) , penyakit infeksi (OR=5,03, CI 95% (1,74-14,56), dan keberadaan keluarga merokok (OR=5,16 CI 95% (2,40-11,12) terhadap status gizi balita. Tidak adanya hubungan antara jenis kelamin (OR=1,38 CI 95% (0,68-2,80)) terhadap status gizi balita. Perlu dilakukan koordinasi terintegrasi terkait pemantauan balita status gizi buruk yang menderita infeksi agar dapat menurunkan angka severe malnutrition yang ada di Kota Tangerang

1.  UEU-Undergraduate-25514-COVER.Image.Marked.pdf - 195 KB
2.  UEU-Undergraduate-25514-HALAMAN PENGESAHAN.Image.Marked.pdf - 239 KB
3.  UEU-Undergraduate-25514-HALAMAN PERSETUJUAN.Image.Marked.pdf - 272 KB
4.  UEU-Undergraduate-25514-HALAMAN PUBLIKASI.Image.Marked.pdf - 449 KB
5.  UEU-Undergraduate-25514-HALAMAN KEASLIAN.Image.Marked.pdf - 313 KB
6.  UEU-Undergraduate-25514-ABSTRAK.Image.Marked.pdf - 565 KB
7.  UEU-Undergraduate-25514-KATA PENGANTAR.Image.Marked.pdf - 255 KB
8.  UEU-Undergraduate-25514-DAFTAR ISI.Image.Marked.pdf - 269 KB
9.  UEU-Undergraduate-25514-DAFTAR PUSTAKA.Image.Marked.pdf - 319 KB
10.  UEU-Undergraduate-25514-LAMPIRAN.Image.Marked.pdf - 946 KB
11.  UEU-Undergraduate-25514-BAB1.Image.Marked.pdf - 282 KB

• FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN GIZI BALITA DI POSYANDU KELURAHAN CIKOKOL KECAMATAN TANGERANG KOTA TANGERANG
• HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KALSIUM DAN ASUPAN KALSIUM DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 4-5 TAHUN DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) WILAYAH KELURAHAN PASEBAN TAHUN 2013
• PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA, DATA SUSENAS 2005 BERDASARKAN RUJUKAN HARVARD, NCHS, CDC DAN STANDAR WHO
• PENGARUH IBU YANG MENGUNJUNGI PROGRAM POSYANDU TERHADAP GIZI BALITA DIWILAYAH RW 04 KELURAHAN KEBON JERUK KECAMATAN KEBON JERUK 2014
• HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU, POLA ASUH DAN STATUS GIZI BALITA USIA 0-23 BULAN DI INDONESIA (ANALISA DATA SEKUNDER RISKESDAS TAHUN 2010)
• HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, ZAT GIZI MAKRO DAN PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI INDONESIA (ANALISIS DATA RISKESDAS 2010)
• FAKTOR DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BALITA USIA 12-23 BULAN PADA KELUARGA STATUS EKONOMI RENDAH DI INDONESIA (ANALISIS DATA SEKUNDER RISKESDAS 2007)
• HUBUNGAN STATUS GIZI BALITA DAN PENYAKIT INFEKSI (ISPA, PNEUMONIA, DIARE, DAN TB PARU) DI PROVINSI NTT, NTB, MALUKU, MALUKU UTARA, PAPUA, DAN PAPUA BARAT (ANALISIS DATA SEKUNDER RISKESDAS 2007)
• HUBUNGAN ANTARA USIA DAN JENIS KELAMIN TERHADAP PARAMETER STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU JAKARTA UTARA (ANALISIS DATA SEKUNDER RISET LKC DOMPET DHUAFA 2019)
• PENGEMBANGAN PRODUK LOKAL FLATBAR TEMORINGA SEBAGAI VARIAN MAKANAN TAMBAHAN BALITA